Thursday, April 20, 2006

Jika hidup untuk mati...



Pandangan sayu terus menghiasi setiap gerakan dan langkah, rona-ronanya lelah, ia sekitar 30 an tahun...di pembaringan, sesosok perempuan muda terbujur menahan sesak, menahan hidup untuk berusaha memompa darah supaya sampai pada sel-sel nya...ia adalah istrinya..
menurut medis tidak mungkin jantungnya bisa pulih, tanpa dilakukan operasi..
Semua orang mengerti tentang mahalnya operasi, apalagi menyangkut operasi jantung...
Pilihan telah dipilih, membiarkan tubuh istrinya tetap terbaring tanpa harus dioperasi, mungkin itu juga yeng terbaik...
Wajah-wajah selalu jujur, iba, memelas, menangis...suami, kerabat,...tampak begitu nyata...
Kepedihan yang masih melanda menunggu akhir, entah kematian atau kesembuhan...
Periode hidup yang sedang dihadapi terasa sesak...terganjal kemiskinan..., penyakit...,serta wajah-wajah dusun yang khas...

Kemarin dulu air mata ini juga mengalir, setelah bulik dijemput malaikat maut, selang 58 hari pa'lik dirawat dirumah sakit,fisiknya lemah, jiwanya pedih...kepedihan yang berkepanjangan kemudian berlanjut pada kelemahan fisiknya...
Usia yang sudah 63 th, istri yang telah mendahului, anak-anak yang masih belum mandiri...mungkin yang menjadikannya goyah...

Kehidupan yang terjadi, akhirnya akan meninggalkan pesan untuk kita selalu dapat mengoreksi, bersikap lebih sabar, berserah pada yang kuasa...