Thursday, December 15, 2005

berbahagia

Siang yang sangat menyengat...udara yang berdebu, sekitar belasan orang yang bersama kami dalam sebuah angkutan desa yang menunggu sampai jumlah penumpang penuh...serasa seperti dipanggang...hingga penumpang sebelah kami menggerutu keras.."mau ditaruh dimana lagi penumpang berikutnya" terlihat rona mukanya begitu kecewa,marah dan entah apalagi...memang akupun merasakan udara begitu panas, bau keringat yang meyengat, serta ibu-ibu yang membawa barang belanjaannya...tak kalah serunya lagi tangisan anak kecil yang begitu melengking...ah...sangat tak karuan,akhirnya penumpangpun telah penuh sesuai target,sangat berdesak-desakkan, bahkan untuk menggerakan tangan dan kaki pun begitu susahnya...sungguh pakaian yang kukenakan telah lengket dengan keringat yang terus mengucur...berkata dalam hatiku..pasti sebentar lagi angkutan ini akan berangkat dan jendelanya akan aku buka lebar-lebar biar anginnya membelai tubuh-tubuh kami...sang kernet mulai menarik bayaran kami satu-persatu,serasa begitu lambatnya,gerakannya santai seolah-olah tak tau kalau yang didalam kepanasan...emosi dikepala rasanya ingin meledak saja...tak lama setelah menarik bayaran sang kernet bicara dengan seolah tanpa bersalah...tunggu sebentar ya bapak-bapak, ibu-ibu sopirnya lagi dicari, mungkin lagi makan...rasanya kesabaranku tmsuk para penumpang lain telah habis...diantara mereka memaki sang kernet tanpa jeda...Dalam batas kesabaranku tak sengaja ku menatap seorang petani yang duduk digubuknya...disebelahnya tdp aliran air yang begitu jernih airnya, pandangannya lepas menatap sawahnya yang hijau...sambil sekali-kali menatap ke arah kami..ekspresinya sederhana dan menyejukkan...Yah......dalam tempat yang hanya dibatasi sungai beberapa meter saja dari kami, keadaan kami sangat berbeda...seorang petani yang sawahnya terus tergusur pembangunan jalan, bangunan-bangunan, dengan harga pupuk yang melambung serta hasil panennya yang murah...tetapi terlihat rona kebahagiaan...